Berapa kali setan mengalihkan kita dalam "pertempuran" shalat? Berapa sering setan melalaikan kita darinya? Betapa sering pikiran kita dipalingkan bahkan dalam shalat sekalipun sehingga jauh dari makna-maknanya, kemudian ia (setan) lari ke belakang sambil tertawa terbahak-bahak kegirangan karena senang telah bisa memperdayai dan mengalahkan kita. Saudaraku, apakah di suatu pagi kita pernah melontarkan pertanyaan berikut ini:
Berapa kali ibadah shalat yang ku dirikan itu lenyap sia-sia, sedangkan aku tidak merasa? Dan berapa kali pula kekhusyukan dan ketundukanku hilang, sedangkan aku hanya tersenyum saja? Mengapa setiap ku akan mendirikan shalat, tubuh dan hatiku terasa berat? Bahkan panggilan untuk shalat pun serasa hanya bisik-bisik yang mengganggu tidurku. Na'udzubillah..
Pernahkah di suatu hari kita merasakan apa yang pernah disabdakan Rasulullah, "Kesejukan hatiku dijadikan dalam mengerjakan shalat."
Oleh karena itu, marilah kita ambil air wudlu, mendirikan shalat, dan mengadu kepada-Nya agar bisa menjadi semacam suplai rabbani yang akan mengangkat dan menyelamatkan kita dari apa yang selama ini menjerumuskan kita ke dalamnya, berupa sumur kelalaian dan ketersesatan dari jalan Allah swt. Di samping itu, ia juga menjadi semacam wisata ruhani yang elok, di mana kita bisa menikmati kelezatan shalat. Maka, mari kita ulurkan kedua tangan untuk menyambutnya dengan penuh kehangatan dan hendaklah memegang tali keselamatan dengan erat. Biarkanlah mata hati kita melewati lembaran-lembaran al-Quran sehingga ruh kita tersejukkan olehnya dan iman terus meningkat. Ketika itu, kita akan merasakan betapa nikmatnya shalat itu, dan kita akan benar-benar merasakan kenikmatan sebagaimana yang dirasakan orang-orang sebelum kita. Hal itu pulalah yang menjadikan darah musuh kita tertumpah, sedangkan panji kemenangan terangkat tinggi-tinggi di atas buminya setelah musuh lari terbirit-birit sambil menangis.
Terinspirasi dari buku "Seakan Baru Kali Ini Aku Shalat" karya Dr. Khalid Abu Syadi
Komentar
Posting Komentar