Manusia, manusia, lalu manusia. Ciptaan yang disebut-sebut sebagai makhluk yang paling sempurna dari sekian macam makhluk-makhluk yang ada di muka bumi ini. Dan siapakah yang beruntung diciptakan sebagai makhluk sempurna tersebut? Itulah kita – saya, anda, dia, kami, kita, dan mereka.
Dalam alQuran disebutkan, "Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina" [32:7-8]
Di ayat yang lain, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk," [15:28]
Tanah, itu kata kuncinya. Ia bisa memberi manfaat yang banyak, bahkan bisa juga membawa bencana yang mematikan. Ia juga bisa dibentuk-bentuk sedemikian rupa, karena ia adalah tanah liat.
Namun, komposisi penciptaan manusia tidak hanya cukup hanya dengan at-turoob (tanah), tapi juga dengan ar-ruuh (ruh/ jiwa). Sebagaimana dalam firman-Nya, "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" [15:29]
Apalah artinya robot jika tak ada listrik yang menjalankannya. Apalah artinya botol obat jika tak ada obat di dalamnya. Apalah artinya raga jika tak ada jiwa yang mengisinya. Bagaikan benda yang hanya akan menjadi pajangan dan tak dapat diambil manfaatnya.
Tak hanya sampai di situ karunia yang Allah berikan kepada manusia – saya, anda, dia, kami, kalian, mereka, dan kita. Mari kita simak ayat-ayat berikut
"Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dala nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur,"[32:9]
Namun, apakah hanya itu saja karunia Allah?<bersambung . . .>
diambil dari penjelasan mas Syaiful Arifin (14-10-11) dengan ditambah catatan pribadi
Komentar
Posting Komentar