"Financial Profit isn't The Ultimate Objective"
Ku awali kisah dari 2008, tahun pertama kuliahku. Menjadi salah satu penerima beasiswa yg berarti tiap bulan ada "suntikan" segar masuk dan terjamin dari negara. Cukup bahkan bisa dikatakan lebih dari cukup tanpa perlu meminta tambahan uang saku dari orang tua
Bisa dibilang, kemerdekaan finansial :v. Maka tak ada kekhawatiran masalah uang saku. Lihat sekeliling, beberapa teman ada yg punya usaha sampingan.Jualan pulsa paling digemari. Ada 2-3 teman seangkatanku yg berjualan pulsa. Memasarkan ke teman2nya sendiri
Satu tahun berlalu. Tiba2 ku terima pesan singkat. Berisikan bahwa nomorku terdaftar sebagai agen pulsa. WHAT?!! Siapa ini yg iseng mendaftarkan nomorku?! Tak berselang lama, satu temanku nelpon, mengatakan bahwa dirinya punya usaha server pulsa. Dan mendaftarkan nomorku siapa tahu berguna
Singkat cerita, ada beberapa teman yg kesulitan mencari pulsa apalagi klo sudah malam. Hujan lagi. Dan hei, di situlah ku muncul, "kalau mau, bisa tak isikan pulsa". Dengan kuberikan "pembayaran lunak". Satu kali.. Dua kali.. Hingga namaku tercatut setiap kali kehabisan pulsa, "wan. Lima ribu y?"
Tanpa promosi, namaku terkenal di lingkaran terdekatku. LBMM (Lembaga Bengkel Mahasiswa Mesin). Berturut-turut berikutnya di teman2 seangkatan mesin - seasrama mahasiswa hingga senior2 mesin.
Kenalanku dengan personil tim Sapu Angin yg punya proyek lomba mobil irit tingkat internasional (hingga akhirnya menjadi juara utama) menjadikanku sebagai "supplier" utama pulsa bagi wakil manajernya :v. Kesibukannya yg harus mengkontak sana sini, membuat penjualanku meningkat drastis
Bahkan seminggu sekali, pergi ke bank. Setor uang minimal 300ribu. Tanpa pernah menarik uang d ATM
Puncaknya adalah setiap kali ku berangkat kampus, pasti ada yg setor duit. Entah teman seangkatan, atau senior. "wan, ini duitnya". Tanpa ku sadari, ada titel yg melekat padaku "juragan pulsa" :v
Tapi ada juga yg sungkan tiap kali berpapasan denganku. Apalagi di akhir bulan. "duh wan, belum bisa tak lunasin e". Sehingga tanpa ku sadari juga, ku merasa menjadi "debt collector" :v
Kini, kuingat2 lagi awalku mulai jualan pulsa. Hmmm
~DarmaOne
Ku awali kisah dari 2008, tahun pertama kuliahku. Menjadi salah satu penerima beasiswa yg berarti tiap bulan ada "suntikan" segar masuk dan terjamin dari negara. Cukup bahkan bisa dikatakan lebih dari cukup tanpa perlu meminta tambahan uang saku dari orang tua
Bisa dibilang, kemerdekaan finansial :v. Maka tak ada kekhawatiran masalah uang saku. Lihat sekeliling, beberapa teman ada yg punya usaha sampingan.Jualan pulsa paling digemari. Ada 2-3 teman seangkatanku yg berjualan pulsa. Memasarkan ke teman2nya sendiri
Satu tahun berlalu. Tiba2 ku terima pesan singkat. Berisikan bahwa nomorku terdaftar sebagai agen pulsa. WHAT?!! Siapa ini yg iseng mendaftarkan nomorku?! Tak berselang lama, satu temanku nelpon, mengatakan bahwa dirinya punya usaha server pulsa. Dan mendaftarkan nomorku siapa tahu berguna
Singkat cerita, ada beberapa teman yg kesulitan mencari pulsa apalagi klo sudah malam. Hujan lagi. Dan hei, di situlah ku muncul, "kalau mau, bisa tak isikan pulsa". Dengan kuberikan "pembayaran lunak". Satu kali.. Dua kali.. Hingga namaku tercatut setiap kali kehabisan pulsa, "wan. Lima ribu y?"
Tanpa promosi, namaku terkenal di lingkaran terdekatku. LBMM (Lembaga Bengkel Mahasiswa Mesin). Berturut-turut berikutnya di teman2 seangkatan mesin - seasrama mahasiswa hingga senior2 mesin.
Kenalanku dengan personil tim Sapu Angin yg punya proyek lomba mobil irit tingkat internasional (hingga akhirnya menjadi juara utama) menjadikanku sebagai "supplier" utama pulsa bagi wakil manajernya :v. Kesibukannya yg harus mengkontak sana sini, membuat penjualanku meningkat drastis
Bahkan seminggu sekali, pergi ke bank. Setor uang minimal 300ribu. Tanpa pernah menarik uang d ATM
Puncaknya adalah setiap kali ku berangkat kampus, pasti ada yg setor duit. Entah teman seangkatan, atau senior. "wan, ini duitnya". Tanpa ku sadari, ada titel yg melekat padaku "juragan pulsa" :v
Tapi ada juga yg sungkan tiap kali berpapasan denganku. Apalagi di akhir bulan. "duh wan, belum bisa tak lunasin e". Sehingga tanpa ku sadari juga, ku merasa menjadi "debt collector" :v
Kini, kuingat2 lagi awalku mulai jualan pulsa. Hmmm
~DarmaOne
Komentar
Posting Komentar