Langsung ke konten utama

Kisah Yusuf, Si Nabi Ganteng #10: Bohong Berjamaah

Semasa kecil dlu, yg ku bayangkan dari buku Kisah 25 Nabi khususnya kisah ttg Nabi Ganteng ini adalah ketika bermain dgn saudara2nya itu seperti bermain petak umpet di hutan :v



Yah, namanya juga anak kecil. Mainannya kalo ndk petak umpet, beteng2an, atau gobag sodhor :p. Karena kisah yg diceritakan tak begitu mendetail dr buku tsb yg bersampul gradasi oranye dan biru tua tsb, maka maklum klo sisanya adalah imajinasi anak kecil :p

Kembali ke topik. Ketika mereka "bermain" lalu pulang larut (baca tulisan sebelumnya: "Kisah Yusuf, Si Nabi Ganteng # 9"), mungkin itu dikarenakan mereka "mencari2" Yusuf yg seharusnya "jaga gawang" tetapi malah hilang.

Setelah mencari2 di lokasi bermain seharian dan menemukan.......... Akhirnya mereka menyimpulkan bahwa ia dimakan serigala sebagaimana yg dikhawatirkan sang ayah

Walaupun kita tahu bersama bahwa itu semua hanya kebohongan belaka. Tapi hei, ini nabi yg dibohongi apalagi ayahnya sendiri. Apakah serta merta sang ayah akan lsg percaya begitu saja? Tidakkah lantas memerintahkan orang2 utk mencari "jasad"nya. Berusaha mencari kemungkinan Yusuf masih hidup. Atau tidakkah malaikat Jibril dtg menceritakan kisah yg sebenarnya?

Pikiranku mulai "liar" utk berimajinasi. Apakah tidak ada yg mendampingi anak2 ini "bermain"? Sebagaimana putra2 mahkota ketika berburu di hutan pasti ada pengawal2 yg mengiringi, bahkan membantu mengarahkan hewan buruan agar lari menuju para pemburu agar mudah dibidik anak panah

Bayanganku masih belum lepas dgn keluarga kerajaan yg sdg berburu di hutan :p. Klo ada pengawal2 yg menyertai, itu berarti mereka juga "dibungkam" oleh saudara2 Yusuf utk tidak menceritakan kisah yg sebenarnya. Alias "bohong berjamaah"

~DarmaOne

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Meringankan Tubuh

Pernah dengar ilmu ini? Apa yang akan anda lakukan jika ternyata tanpa anda sadari, anda sudah memiliki ilmu ini? Menjadi atlet lompat tinggi atau lompat jauh? Mendaki gunung terjal? Atau lain sebagainya, terserah anda! Kalau dikaji sedikit lebih dalam, ternyata kita juga bisa memiliki tubuh yang ringan, melangkah atau bahkan berlari dengan sangat ringan. Terus, apa ada syarat-syarat khusus agar bisa memiliki ilmu ini? Misalnya puasa selama berhari-hari tanpa makan, tidur di kuburan, atau melakukan suatu amalan khusus lainnya? Sebenarnya, syarat yang harus dimililki tidak perlu yang menyiksa diri seperti tadi. Cukup satu saja, apa itu? Itu adalah ikhlas. Lha koq bisa?! Emangnya kalau kita ikhlas atau rela, kita bisa meringankan tubuh kita?! Begini penjelasannya. Ilmu meringankan tubuh di sini bukan berarti tubuh kita menjadi lebih ringan dalam artian sebenarnya. Yang mulanya punya berat badan 80, trus jadi 60 atau lebih. Kalau gitu resep diet dengan ikhlas saja donk!! Buka

.:: Petunjuk Itu Datang Ketika Shalat ::.

Shalat, siapa sih yang tidak mengenal apa itu shalat?! Shalat itu merupakan salah satu ibadah utama yang wajib dilakukan oleh semua orang yang mengaku beragama Islam. Nilai shalatlah yang kelak akan dihitung kali pertama di “hari penghitungan amal”. Ada peristiwa unik dalam pelaksanaan shalat ini. Dan saya sendiri yakin, kita semua pasti pernah mengalaminya. Dalam shalat, otak kita menjadi lebih aktif dari biasanya, begitu kata para peneliti tentang otak dan keajaiban di dalamnya. Ketika kita dalam keadaan sedang shalat, tak jarang banyak pikiran-pikiran yang masuk, entah itu hanya sebuah pikiran seperti khayalan semata, sebuah solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi, atau bahkan sebuah pemikiran inovatif yang belum ada orang yang kepikiran tentangnya. Begitulah, seperti yang sering kita dengar dalam ceramah-ceramah, berdzikirlah maka kelak hatimu akan tentram. Nah, dalam shalat pula kita berdzikir menyebut Asma-Nya, di setiap gerakan. Maka, ketika kita sedang merasa kegalauan